BREAKING

Sabtu, 01 Juli 2017

Kiat Membaca Kitab Kuning Gundul Tanpa Harakat

Sebelum masuk pada inti pembahasan, sejenak saya jelaskan kenapa kita harus bisa  membaca Kitab Kuning dengan benar (Belajar Nahu, Sorrof, I’lal, Tasrif dll). Kadang ada yang bertanya, kenapa kita tidak langsung ke sumbernya saja?. Bukankah belajar melalui Kitab Kuning itu hanya buang-buang waktu? Itu kan cuma hasil karangan ulama? Padahal kalau belajar pada sumbernya yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadis itu lebih gampang membacanya, banyak terjemahan juga!...Ayo siapa yang sering tanya-tanya seperti ini… (Gak Usah Dijawab) 
Meski peratnyaan semacam ini sebenarnya tidak bermutu namun harus tetap dijawab. Begini nah.. Al-Qur’an dan Al-Hadis itu sifatnya global, multi tafsir, bahasa yang digunakan pun bahasa arab. Kita sulit memahaminya tanpa ada bantuan dari para Ulama (jangankan memahaminya membaca saja masih tersendat-sendat). Disitulah kalau ingin belajar Islam dengan benar, maka harus minta bantuan pada Ulama. Meminta bantuan melalui pemikirannya yang dituangkan melalui tulisan-tulisannya yang berbentuk Kitab Kuning yang tanpa harkat. Dan untuk bisa membaca pun kita harus belajar gramatika bahasa Arab (minimal nahu dan sorrof, sebab bahasa yang digunakan bukan bahasa arab versi TKI.TKW alias bahasa arab pasaran hehe…)


Dari itu sekarang Ngaji Online ada tips yang dikutip dari buku “Rahasia Sukses Fuqoha” yang pernah saya terapkan ketika saya masih di Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata.
Sebenarnya untuk membaca kitab kosongan (kitab yang belum dimaknai) tidak terlalu sulit, sebab untuk melakukan hal itu cukup dengan bekal
•    Al-Jurumiyyah (nahwu)
•    Tasrif (shorof)
•    Kamus

Gus Maksum (sebutan untuk KH, Ma'shum Jauhari, Pengasuh Pon-Pes Lirboyo Kediri), pernah menceritakan. Kyai Mat Jipang nama aslinya Muhammad karena ngajnya gampang kemudian mendapat julukan Mad Jipang yang hanya dengan bekal Tashrif dan Al-Jurumiyyah bisa membaca kitab Fathul Wahab kosongan (kitab tanpa makna). Kalau anda sudah faham kitab al-jurumiyyah, hafal tashrif tapi belum bisa membaca kitab kosongan, mungkin ada yang salah dengan sistem belajar anda. Kyai Abdul Aziz Manshur (pengasuh pon-Pes Tarbiyyatun Nasyiin Pacul Gowang) mempunyai kiat yang sangat ampuh. Kalau kiat ini dipraktekkan dalam beberapa bulan, anda akan sangat mudah membaca kitab kosongan. Anda akan senang sekali muthola'ah kitab Ar-Rozi, Tuhfah, Majmu' atau Tarikh at-Thobari yang berpuluh-puluh jilid. Bahkan anda bisa menyimak cerita-cerita para wali dalam kitah Hilyatul Auliya yang belasan jilid.

Berikut ini kiat-kiat membaca kitab kosongan :
1.    Ikutilah pengajian kitab yang kecil (kitab tipis hanya beberapa halaman)
2.    Maknai sendiri kitab yang akan anda pakai mengaji sebisa anda dengan bekal kiat al-Jurumiyyah, Tashrif dan Kamus
3.    Ketika mengaji jangan dimaknai, tapi simaklah dan cocokkan antara makna anda dengan makna yang diberikan qori (pembaca kitab)
4.    Jika cocok, berarti anda sudah ada kemajuan. jika belum maka koreksilah di kobong (istilah asrama di pesantren salafy), kenapa makna atau tarkib anda tidak sama dengan yang diberikan qori.
5.    Jika sudah terbiasa memaknai dan tarkib sendiri, biasakan membaca kitab-kitab kosongan sendiri tanpa ditashehkan dihadapan qori.
6.    Jika menemukan lafadz-lafadz yang sulit ditarkib atau dimaknai, jangan putus asa. tandai saja dengan garis dibawahnya, mungkin lafadznya lafadz yang jarang dipakai sehingga tidak disebutkan dalam kamus. kemungkinan lain ada kesalahan tulisan atau cetakan. coba cocokkan dengan naskah-naskah yang lain.
7.    Untuk lebih meyakinkan kemapuan anda, bacalah kitab kosongan dengan cara di simak oleh santri yang sudah lebih mahir atau disebut dengan istilah sorogan
8.    Dalam beberapa bulan, anda akan menjadi kutu kitab dan akan kecanduan membaca kitab kuning.
Selamat Mencoba!!....
(Dikutip dari Rahasia Sukses Fuqoha Halaman 7)


Posting Komentar

 
Copyright © 2016 Abi Hilya