BREAKING

Minggu, 22 Januari 2023

Tahnik: Mukjizat Kenabian yang Mengejutkan Ilmuan Modern

    Di antara kesunahan yang hendaknya dilakukan oleh orang tua yang baru dianugerahi buah hati adalah tahnik (mengolesi langit-langit mulut). Secara bahasa tahnik diartikan dengan mengunyah buah kurma. Sedangkan yang dimaksudkan di sini, seperti yang dikatakan Ibnu Hajar ialah mengunyah sesuatu dan menyuapkannya sambil mengoleskannya ke langit-langit mulut bayi. Hal ini bertujuan agar bayi terbiasa untuk makan dan terbiasa kuat mengunyah.

    Menurut Imam Nawawi, yang lebih baik hendaknya tahnik dilakukan dengan kurma yang sudah dihaluskan agar mudah ditelan dan mudah masuk pada rogga mulut bayi. Namun jika tidak menemukan kurma, maka dapat dilakukan dengan sesuatu yang manis seperti madu, gula dan semisalnya. Imam Nawawi menganjurkan orang yang men-tahnik adalah orang yang saleh, baik laki-laki maupun perempuan.

    Anjuran tahnik dijelaskan dalam beberapa hadis:

Pertama, diriwayatkan dari Abu Burdah, dari Abu Musa ia berkata:

وُلِدَ لِي غُلاَمٌ، فَأَتَيْتُ بِهِ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم، فَسَمَّاهُ إِبْرَاهِيمَ، فَحَنَّكَهُ بِتَمْرَةٍ وَدَعَا لَهُ بِالْبَرَكَةِ وَدَفَعَه إِلَيَّ وَكَانَ أَكْبَرَ وَلَدِ أَبِي مُوسى

“Anakku lahir kemudian aku membawanya kehadapan Nabi Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam. Beliau pun memberi nama Ibrahim. Lalu beliau memamah kurma dan mendoakannya agar mendapatkan berkah. selanjutnya beliau menyerahkannya kepadaku dan anak itu adalah anaknya abi Musa yang paling besar.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kedua, hadis yang diriwayatkan dari Sayidah Aisyah:

قَالَتْ أُتِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِصَبِيٍّ يُحَنِّكُهُ فَبَالَ عَلَيْهِ فَأَتْبَعَهُ الْمَاءَ

“Aisyah berkata, di bawanya kepada Nabi Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam seorang bayi, Nabi pun memamah makanan untuknya. Kemudian bayi tersebut mengencingi beliau, maka beliau menyirami kencing tersebut dengan air.” (HR. Bukhari)

Ketiga, Abu Usamah meriwayatkan dari Hisyam Bin Urwah dari Asma’,

عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّهَا حَمَلَتْ بِعَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ بِمَكَّةَ قَالَتْ فَخَرَجْتُ وَأَنَا مُتِمٌّ فَأَتَيْتُ الْمَدِينَةَ فَنَزَلْتُ قُبَاءً فَوَلَدْتُ بِقُبَاءٍ ثُمَّ أَتَيْتُ بِهِ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَوَضَعْتُهُ فِي حَجْرِهِ ثُمَّ دَعَا بِتَمْرَةٍ فَمَضَغَهَا ثُمَّ تَفَلَ فِي فِيهِ فَكَانَ أَوَّلَ شَيْءٍ دَخَلَ جَوْفَهُ رِيقُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ حَنَّكَهُ بِالتَّمْرَةِ ثُمَّ دَعَا لَهُ فَبَرَّكَ عَلَيْهِ وَكَانَ أَوَّلَ مَوْلُودٍ وُلِدَ فِي الْإِسْلَامِ فَفَرِحُوا بِهِ فَرَحًا شَدِيدًا لِأَنَّهُمْ قِيلَ لَهُمْ إِنَّ الْيَهُودَ قَدْ سَحَرَتْكُمْ فَلَا يُولَدُ لَكُمْ

Bahwasanya Asma’ mengandung Abdullah Bin az-Zubair di Makkah. Berkata Asma’: “Sewaktu aku keluar dari Makkah, usia kandunganku sudah tua. Aku pun pergi menuju Madinah, maka di Quba’ aku berhenti hingga akhirnya aku melahirkan di sana. Kemudian aku menghadap Rasulullah dan meletakkan bayiku di pangkuannya. Beliau meminta dibawakan buah kurma. Setelah kuberikan beliau langsung mengunyahnya. Selanjutnya beliau ambil buah kurma itu dari mulutnya. Maka pertama kali makanan yang masuk ke dalam mulut bayiku adalah ludah Rasulullah. Kemudian beliau mentahniknya dengan kurma, lalu mendoakannya dengan keberkahan.” Bayi Asma’ ini dalam sejarah Islam merupakan bayi pertama yang lahir dari kalangan Muhajirin di Madinah. Masyarakatpun menyambutnya dengan suka cita karena ada yang berkata kepada mereka “Kaum Yahudi telah menyihir kalian. Karenanya tidak ada lagi anak yang lahir dari kalian.” (HR. Bukhari dan Muslim)

    Inilah beberapa hadis yang menganjurkan disunahkanya tahnik kepada setiap bayi yang baru dilahirkan, yang bertujuan agar setiap bayi yang dilahirkan menjadi bayi yang sehat, baik fisik maupun psikisnya.  Boleh jadi selama ini kita bertanya-tanya kenapa harus dengan kurma atau dengan yang manis-manis seperti apa yang telah Nabi ajarkan. Adakah penjelasan medis dibalik tahnik yang telah dipraktikkan Nabi Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam?

    Dalam kitab Tarbiyatul Banat minal Milad ila az-Zawaj  halaman 32, Amar Ismail Muhammad mengutip perkataan Dr. Faruq Masahil, ia pernah menulis artikel yang berjudul Ihtimam al-Islambi at-Taghdziyah at-Thifl (perhatian Islam terhadap nutrisi anak). Ia mengatakan,

والتحنيك بكل المقاييس معجزة نبوية طبية، مكثت البشرية أربعة عشر قرناً من الزمان لكي تعرف الهدف والحكمة من ورائها، وقد تبين للأطباء أن كل الأطفال الصغار – وخاصة حديثي الولادة والرضع – معرضون للموت لو حدث أحد أمرين: (١)  إذا نقصت كمية السكر في الدم (بالجوع)، (٢) إذا انخفضت درجة حرارة أجسامهم عند التعرض للجو البارد المحيط بهم

“Tahnik dengan segala pertimbangannya merupakan mukjizat kenabian yang berguna. Setelah 14 abad barulah dapat disingkap tentang rahasianya. Para dokter telah menjelaskan bahwa anak-anak (terutama bayi yang baru lahir) akan terancam bahaya kematian jika terjadi salah satu dua keadaan pada diri mereka. Pertama: Jika kekurangan kadar gula pada darah akibat kelaparan. Kedua: Jika dalam cuaca dingin derajat panas tubuh mereka akan menurun.”

    Di samping itu tahnik memiliki beberapa manfaat, antara lain:

  • Tahnik merupakan tindakan preventif yang melindungi bayi prematur dari serangan penyakit berbahaya, yang disebabkan kekurangan glukosa pada darah. Sementara itu kurma banyak mengandung glukosa, khususnya apabila dicairkan dengan air liur yang mengandung enzim-enzim tertentu yang mengandng zat gula siap cerna. Sedangkan air liur berfungsi mempermudah pelarutan zat gula agar lebih mudah bermanfaat bagi bayi. Sehingga rumah sakit yang menangani persalinan selalu memberikan cairan glukosa kepada bayi yang baru lahir sebelum menyusu kepada ibunya.
  • Tahnik dapat memperkuat otot-otot mulut. Adanya gerakan lidah, langit-langit mulut dan kedua tulang rahang membuat bayi terdorong untuk mengisap ASI dengan normal serta membantu pencernaan menggerakkan aliran darah ke seluruh sel tubuh, dan membangkitkan kemampuan (naluri) menelan serta menyusu ASI.
  • Menekan pangkal langit-langit mulut bayi dengan lembut ketika melakukan tahnik dapat memberikan dampak positif, yaitu membentuk mulut bayi dengan indah agar bayi siap dan mampu mengucapkan huruf-huruf secara tepat ketika bayi mulai berbicara.

 Demikianlah sebagian hikmah di balik anjuran tahnik yang telah mengejutkan ilmuan modern. Subhanallah, Maha Benar Allah dengan segala FirmanNya dan sungguh benar Rasullullah dengan sabda serta tindakannya.

Wallaahul Musta’an ilaa Sabilir Rahman.

Artikel ini telah saya publikasikan di NU MEDIA

Posting Komentar

 
Copyright © 2016 Abi Hilya