BREAKING

Rabu, 08 Juni 2022

Mengenang Abuya Abdur Rohim Teman Bapak yang Sering Memotivasi Saya

(اذْكُرُوا مَحَاسِنَ مَوْتَاكُمْ وَكُفُّوا عَنْ مَسَاوِيهِمْ) رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَرَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ وَابْنُ حِبَّانَ.

Tepat seminggu yang lalu saya dapat kabar wafatnya beliau. Rasa duka pastinya ada, mengingat beliau adalah guru saya walau tidak secara langsung mulazamah dalam bidang keilmuan.

Dulu ketika saya masih nyantri di Pondok Pesantren Bata-Bata, setiap liburan saya sering sowan ke beliau, begitupun ketika sudah boyong pasti setiap pulang dari Berau Kalimantan Timur saya menyempatkan untuk sowan menemui beliau di kediamannya. 

Masih teringat dalam memory ingatan saya. Kala itu sekitar tahun 2007-2008 beliau singgah di kediaman orang tua saya di Surabaya dengan membawa ijazah MA dan Surat kelulusan dengan siswa bernama Sahrul Anam (Saya sendiri), kebetulan kala itu saya sedang pulang karena liburan di Pondok Bata-Bata. (inilah salah satu kesaktian santri yang bisa sekolah pada dua tempat dalam waktu yang bersamaan..hehehe).

Saat itu beliau ditemui saya dan bapak dengan jamuan ala kadarnya sambil meminta saya menandatangani ijazah dan membubuhi cap jari di ijazah tersebut. Di sela-sela obrolan yaang khas penuh keakraban itu beliau bertanya,

 "Jadi kan Sahrul anakmu ini yang lanjut kuliah"? 

Dengan wajah tertunduk Bapak menjawab,

"Kalau niat ada Ustadz, namun untuk biaya masih belum punya" papar bapak ke beliau.

Akhirnya dipanggillah ibu saya untuk sama-sama ngobrol bersama beliau.

"Begini Di" Beliau meyakinkan bapak saya. 

"Kalau tidak dipaksa dan berasalan keterbatasan biaya, sampai kapanpun pasti tidak akan mampu menyekolahkan anak-anak kita". Beliau melanjutkan dengan bercerita tentang dirinya yang baru saja memberangkatkan putranya Lora Faruk yang melanjutkan ke Yaman.

"Saya bukan punya banyak uang, bahkan saya sampai jual motor  demi berangkatkan anak, saya rela jalan kaki mengajar ke Pondok Pesatren Nurul Iman" Pungkas beliau.

Akhirnya berkat motivasi beliau, ibu saya nekat jual sisa-sisa perhiasan milik Mbak saya, sampai akhirnya 2008 saya resmi bisa melanjutkan pendidikan S1 saya di STAI Al-Khairat Pamekasan (yang sekarang berubah IAI Al-Khairat).

Dan tentunya masih banyak motivasi-motivsi yang lainnya yang berkatan dengan pendidikan yang disampaikan kepada saya manakala saya sowan ke beliau yang tidak bisa saya sampaikan dalam tulisan singkat ini.

Wal hasil, dalam pandangan saya beliau adalah sosok pribadi yang sangat peduli dengan pendidikan, peduli pada masa depan generasi muda. Beliau bukan hanya sekedar guru bagi saya tapi juga orang tua. Dan tenrnyata sowan tahun kemarin adalah sowan terakhir saya kepada beliau.

Terkhir tidak ada do'a terbaik atas jasa-jasanya kepada saya pribadi khususnya, selain do'a:

سقى الله ثراه صبيب الرحمة والرضوان واسكنه أعلى فراديس الجنان. آمين.

Maafkan jika hanya do'a yang dapat kuberikan.

Sahrul Anam

Berau, 08 Juni 2022

Posting Komentar

 
Copyright © 2016 Abi Hilya